Usia balita sepertinya menjadi saat di mana si kecil sedang sangat aktif ya Bunda. Bahkan tak jarang orang tua merasa kewalahan karena kesulitan mengendalikan sang buah hati. Namun sebenarnya aktifnya si kecil tersebut bukan tak beralasan lho, melainkan mereka sedang berusaha mengenali lingkungan sekitarnya. Dan di sini orang tua juga bisa berperan untuk mengarahkan keaktifannya untuk meningkatkan kecerdasannya juga. Bingung gimana caranya? Yuk cek tips dari Lapis Malang yang telah dikumpulkan dari berbagai referensi berikut ini.

Berikan ruang kreatif

Bila si kecil cenderung senang bermain ke sana kemari sampai membuat Bunda kelelahan dalam mengikutinya, coba deh buat sebuah ruangan yang bisa memicu kreatifitasnya. Menurut seorang penulis buku ‘Brain Rules for Babies’ sekaligus ahli biologi molekuler, John Medina, orang tua bisa memanfaatkan sebuah kotak kosong dengan beberapa krayon. Dengan begitu anak bisa menggunakan krayon tersebut untuk menumbuhkan sisi kreatifnya. Bunda juga bisa membuat beberapa ‘ruang’ dengan jenis kratifitas yang berbeda, mulai dari melukis dan menggambar, musik, ataupun yang berisi mainan konstruksi semacam lego. Cara ini tentu akan sangat membantu membuat si kecil menumbuhkan daya kreatifnya.

Aktif mengajak berbicara

Menurut penelitian, mayoritas balita mampu mempelajari satu kata baru di setiap minggunya mulai usia 18 bulan. Dan ketika sudah memasuki usia 2 tahun barulah mereka bisa mengucapkan kurang lebih 50 sampai dengan 100 kata. Menurut Tracy Cutchlow yang merupakan editor Brain Rules for Babies, semakin sering seorang balita diajak berbicara maka akan makin banyak juga kata baru yang dipelajarinya. Selain dengan aktif mengajak si kecil berbicara, Bunda juga bisa membacakan buku-buku cerita lho. Mengajarkan anak mengenal kosa kata baru melalui buku lebih disarankan daripada dari televisi, karena saat membacakan cerita akan ada interaksi yang muncul antara orang tua dan anak.

Tunjuklah sesuatu

Siapa sangka bahwa ternyata sejak usia 9 bulan, seorang anak sudah mampu mengikuti jari orang tua untuk mencari tahu apa yang sedang ditunjuk. Dan ternyata cara anak-anak akan lebih cepat mempelajari bahasa jika orang tuanya menunjuk sebuah benda sambil memberitahu apa nama benda tersebut. Dan lagi cara ini bisa diterapkan tak hanya ketika sedang berada di rumah saja, melainkan ketika Bunda mengajaknya berjalan-jalan. Misalnya saja coba ajak si kecil bermain ke kebun binatang dan mulai tunjuk hewan tertentu sambil menyebutkan nama binatang tersebut. Dengan begitu, sang buah hati tak hanya semakin bisa memperkaya kosa kata, tetapi juga meningkatkan kemampuan sosial serta kognitifnya.

Mengarahkan emosi

Perlu diketahui juga bahwa orang tua perlu mengembangkan kecerdasan emosional si kecil sedini mungkin. Oleh karena itu, coba bantu arahkan emosi sang buah hati di situasi apapun juga. Misalnya saja ketika ada seorang teman yang tidak sengaja menjatuhkan mainannya, katakan pada si kecil bahwa apa yang dilakukan kawannya tersebut adalah tidak sengaja dan minta mereka untuk kembali bermain bersama. Dengan begini, anak tidak akan berpikir bahwa apa yang dilakukan kawannya tersebut adalah disengaja dan berimbas pada perkembangan kemampuan sosial yang kurang baik. Selain itu, coba ajarkan anak untuk berbagi sesuatu ketika sedang bermain bersama sebagai bentuk contoh emosi positif.

Tidak mungkin rasanya jika seorang anak tumbuh begitu cerdas tanpa arahan dari orang tua sedari kecil ya Bunda. Oleh jarena itu, coba untuk tidak terlalu mengekak si kecil agar dia bisa mengembangkan kreatifitasnya. Selalu bentuklah interaksi positif serta bantu arahkan emosinya dalam menghadapi berbagai situasi. Karena sekali lagi, peran orang tua sangatlah penting dalam perkembangan seorang anak. Dan jangan lupa sertakan camilan enak Lapis Malang untuk menemani waktu kebersamaan Bunda dan si kecil ya.

Leave a reply